18-Dec-2011
 |
Putus atau lanjutkan, merupakan dilema yang terjadi hampir pada banyak orang. Apalagi
jika kebiasaan yang dilakukan sudah berlangsung lama. Sehingga sulit
membuatnya berubah untuk mengambil keputusan, meski perubahan itu
dengan tujuan menjadi lebih baik.
Seperti halnya merokok. Mungkin susah buat seseorang
meninggalkannya. Mengingat orang itu sudah tenggelam dalam kenikmatan
salah. Padahal berhenti merokok memiliki kebaikan untuk kesehatannya.
Untuk itu, tegaslah bersikap jika tujuannya demi kebaikan.
Apabila keburukan yang diperoleh jika dilanjutkan, maka mari
katakan,”Jangan lanjutkan.” Karena melanjutkan kepalsuan, merupakan
keburukan yang melemahkan kehidupan, dan bukan pilihan hidup yang baik.
Putuskan yang baik–baik saja, dengan mengunakan kata hati yang
didasari demi kebaikan.
Mengenai kata hati, kadang konsepnya salah dimengerti. Ada
suara lain yang turut berperan, yakni suara malaikat dan suara setan
yang kadang kedengarannya mengandung kebenaran. Untuk itu
berhati–hatilah dengan kata hati. Jika ingin kata hati itu berada dalam
kebenaran, selalu dekatlah dengan Tuhan dan berbuat kebaikan pada
sesama.
Itulah mengapa banyak orang menganggap rumahtangga saya harmonis
seperti sekarang ini. Karena saya sejak pacaran dengan Bu Lina
memutuskan dengan kata hati untuk membiasakan dan mengharuskan selalu
mesra. Sehingga terus terbawa dalam pernikahan. Putuskan menjadi
pasangan mesra. Sebab tidak ada pintu antara hati dan tubuh. Selain
dengan kemesraan yang menguatkan cinta dan menutupi setiap kesalahan.
|
