Rumah hantu Pondok Indah.
Beberapa tahun yang lalu, tepatnya di tahun 2008 warga Jakarta heboh dengan adanya rumah hantu di daerah Pondok Indah. Warga yang penasaran ingin melihat rumah tersebut datang dari berbagai penjuru daerah hingga membuat kemacetan panjang di sekitar Jalan Metro, Pondok Indah.
Tidak lama berselang, disebabkan makin banyaknya orang yang datang ,rumah yang tidak diketahui pemiliknya itu akhirnya dirobohkan. Banyak versi tentang kelanjutan rumah itu.
Setelah kurang lebih 4 tahun dibongkar, apa kabar rumah yang dikabarkan menjadi kerajaan hantu tersebut?
Selasa (17/4) rumah itu belum dibangun kembali, puing-puing sisa runtuhan bangunan pun masih tersebar di berbagai sudut rumah. Lalu mau diapakan rumah yang terhitung strategis karena letaknya di jalan utama Pondok Indah itu?
"Saya tidak tahu mas, sudah lama banget rumah itu dibongkar tapi saya tidak tahu mau diapakan rumah itu," kata Yanto penyapu jalanan di sekitar rumah hantu itu kepada merdeka.com, Selasa (174).
Yanto menuturkan bahwa sudah lama sekali tidak ada orang yang melihat-lihat rumah tersebut dan tidak ada warga sekitar yang dia tahu mengenai mau diapakan rumah yang menurut saksi mata sering memperlihatkan sosok kuntilanak itu.
"Warga-warga sini juga pasti tidak tahu mau diapakan rumah ini" imbuhnya.
Menurut cerita, sekitar tahun 80 an telah terjadi perampokan di rumah yang dihuni oleh tujuh warga negara asing. Seluruh penghuni rumah dibunuh termasuk anak-anak dan pembantu di rumah tersebut.
Menurut cerita, rumah itu sudah berganti-ganti kepemilikan bahkan pemilik terakhir telah menyewakannya dengan murah ke beberapa orang. Namun tidak ada satu pun penghuni yang bertahan tinggal lama. Bahkan paranormal didatangkan dari berbagai penjuru negeri ini tidak bisa membasmi atau setidaknya mengusir mereka yang dikabarkan sering bermunculan dan menakut-nakuti warga yang lewat.
Namun demikian, setelah rumah itu dibongkar sudah tidak ada cerita-cerita seram yang biasa sebelumnya terjadi. "Sudah tidak ada cerita, sudah ga ada yang lihat lagi" pungkas Yanto.