Dalam sejarah film Indonesia, pernah terjadi sebuah era di mana dalam setahun setiap bulannya film yang
diproduksi hanya dalam hitungan jari. Pada masa itu secara drastis
film Indonesia mendadak hilang. Ibarat kata lenyap ditelan gempa bumi.
Saat gerakan sineas muda dengan film eksperimen berjudul Kuldesak,
perfilman Indonesia lalu merangkak naik. Dimulai dengan sukses komersil
Petualangan Sherina dan Ada
Apa Dengan Cinta? , lalu membanjirlah film-film buatan anak bangsa.
Sayangnya, habis itu filmnya bertema seragam. Kalau nggak horor
selangkangan yang film komedi selangkangan. Ternyata di Indonesia banyak
kok kisah yang layak diadaptasi. Dengan mengadaptasi kisah yang sudah
ada, kita bisa bikin film-film yang berkelas kok!
|
1. Suharto Meraih Kursi Kepresidenan |
Menfilmkan
Suharto memang jadi sesuatu yang penting untuk generasi sekarang.
Paling menarik adalah saat Suharto bisa meraih kursi kepemimpinan dari
Sukarno. Sampai saat ini memang masih misterius bagaiman Suharto bisa
melakukan hal itu. Rekonstruksi secara sinematiknya tentu akan menarik
disimak. Suksesi kepemimpinannya memang tidak sesederhana yang
diceritakan di film G30SPKI atau yang ada di buku sejarah sekolahan.
Itu mungkin konspirasi politik kelas wahid pertama di Indonesia. Dan di
situlah Indonesia menjadi contoh nyata perang ideologi yang
sesungguhnya di dunia.
|
|
Bukan,
idenya bukan memfilmkan komik-komik Indonesia. Lebih seru kalau
membuat film dengan latar belakang sejarah komik di Indonesia di era
70-80-an, nah itu bisa seru. Indonesia memang memiliki tradisi komik,
atau cergam, yang amat kuat di masa lalu. Sejak cergam pertama Put On
dimuat di surat kabar Sin Po, komikus seakan-akan tidak mau berhenti
berkarya. Kisahnya bisa tentang seorang jurnalis di majalah Eres
(majalah soal komik, mirip Wizard kalau di Amrik) yang hendak membuat
tulisan tentang seorang komikus yang akan membuat karya komik ambisius.
Selama jurnalis itu melakukan investegasinya, dia menemukan bahwa
ternyata sang komikus sangat kalut. Kekalutan itu terkait dengan
produksi komik itu sendiri, mulai dari bagaimana komik bisa laris,
bagaimana menemukan cerita yang canggih, dan yang paling utama
bagaimana membunuh manga dan komik Amrik.
|
|
Tidak ada yang bisa mengalahkan Warkop sebagai sebuah tim
pengocok perut terhebat sepanjang masa. Kejayaan warkop membuat dunia
lawak memiliki skala superstar setaraf musisi dan bintang film. Yeah,
mereka itu musisi dan bintang film sekaligus. Tetapi, di balik
kejenekaan mereka di publik, orang mungkin belum sadar akan sisi lain
dari trio Dono, Kasino, Indro. Dono atau Wahyu Sardono dalam kehidupan
sehari-harinya adalah seorang dosen Sosiologi di UI. Dono juga terkenal
sebagai aktivis baik ketika masih mahasiswa maupun saat dia sudah
terkenal dengan Warkop. Keren kan, superstar yang juga aktivis dan
seorang akademisi. Nggak kalah dengan Tom Morello, cing!
|
Di
era 70-an ada seorang residivis bernama Kusni Kasdut. Pada tanggal 31
Mei 1961 dia bisa membobol masuk Museum Nasional dan mencuri 11 permata
koleksi museum tersebut. Sampai hari ini, dia mungkin satu dari
sedikit perampok lokal yang mendapat status legendaris. Kisah hidupnya
memang memesona. Dieksekusi pada tahun 1979, Kusni juga menjadi
inspirasi kaum nasrani karena pertobatan dirinya, dibaptis jadi Katolik
ketika mendekam di penjara. Saat menjalani masa penantian atas
eksekusi matinya, Kusni sempat membuat lukisan Gereja ditatahkan pada
gedebong pisang. Lukisan gedebong itu sampai sekarang disimpan rapi di
Gereja Katedral. Gila, seorang pencuri ulung jago melukis, lukisan di
gedebong pisang lagi! Seakan-akan melukis di kanvas biasa kurang gahar
buat dia. Buat memperkuat kegaharannya, Kusni juga adalah seorang
veteran perang kemerdekaan RI.
|
|

Kisah Ronny Pattinasarani bakal menarik. Legenda sepakbola ini ernah dipilih masuk dalam All Star Asia
di tahun 1982, ketika jadi pelatih doi juga bisa membawa tim-tim
besutannya jadi kampiun di kompetisi yang diikutinya. dan saat jadi
komentator penonton sepakbola tentu hafal betul gayanya. Kisah hidup
Ronny memang mengalami twist saat suatu hari dia mengundurkan diri
sebagai pelatih Petrokimia. Banyak orang yang terheran-heran, mengapa
sosok yang sedang di atas karirnya sebagai pelatih justru memilih untuk
mengundurkan diri.
Akhirnya diketahui bahwa dia harus meninggalkan itu
semua demi sang anak. Ketika itu anaknya Yerry yang masih berusia 15
tahun menderita kecanduan obat terlarang. Setelah Yerry, ternyata
kakaknya gantian kecanduan narkoba. Kisah Sang Ayah dengan penuh kasih
membantu anak-anaknya keluar dari adiksi memang begitu mengharu biru.
Bahkan dikisahkan Ronny juga mengenal luar dalam sang bandar narkoba.
Tidak jarang dia menunggu di depan kediaman sang bandar saat kedua
anaknya berpesta putau di sana. Itu diniatkan hanya menunjukkan bahwa
dia bisa menawarkan cinta melebihi bujuk rayu si bandar.
|
|
6. Kisah Pramoedya Ananta Toer |
Banyak
sisi dari Pramoedya yang menarik untuk diulas. Kesehariannya di
tahanan, proses bagaimana karya-karyanya yang ditulis di Pulau Buru
akhirnya bisa terwujud, dan juga pemikiran dia sendiri tentang berbagai
hal. Kita juga bisa melihat berbagai ide Pram yang tajam mulai dari
konsep Negara sampai feminisme di Indonesia. Belum lagi karya-karya
Pram yang dilenyapkan pemerintah dan sampai sekarang karya itu tentang
apa tidak ada yang tahu dan dibawa Pram sampai akhir hayatnya. Legenda
ini memang amat sayang kalau tidak difilmka
Habis Baca Dan Lihat jangan lupa Komentarnya... Thanks Jika Anda Suka Silahkan Share...
Artikel Terkait