Demikian kesimpulan uji medis yang dilakukan oleh tim medis dari Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, yang ditangani dokter spesialis anak, Haryudi Aji Cahyono.
Menurut dr Haryudi Aji Cahyono, saat dihubungi Kompas.com, melalui ponselnya, Minggu (25/3/2012), uji medis yang telah dilakukan melalui beberapa macam pengujian. Dari semua hasil pengujian jelasnya, disimpulkan bahwa air liur yang dikatakan berubah jadi kristal itu ternyata murni kaca.
"Hasil uji medis, murni batu kaca. Bukan berasal dari organ manusia," jelas dr Haryudi.
Pengujian pertama lanjutnya, dilakukan di Patologi Klinik RSSA Malang, yang hasilnya menunjukkan bahwa batu tersebut tidak ada kadar kalsiumnya. "Setelah itu dilakukan pengujian melalui mikroskop, yang analisisnya batu tersebut banyak gelembung-gelembung kacanya," katanya.
Selain di Patologi dan mikroskop, juga diuji dengan melakukan pembakaran kristal melalui lilin. "Hasilnya, ternyata, kristal itu tidak bisa meleleh," katanya.
Selanjutnya, kata dr Haryudi, pihaknya juga menanyakan kepada ahli permata di Malang. Ternyata, hasilnya, kristal itu adalah batu kaca.
"Bahkan, saya juga memberikan asam sulfat pekat. Tapi kristal itu tidak juga larut. Makanya, kesimpulan saya kristal itu adalah batu kaca," tegasnya.
Lebih lanjut, dr Haryudi menjelaskan bahwa fenomena batu liur itu memang ada dalam diri manusia. Tapi bisa dibuktikan secara medis.
"Saya tidak bisa menyatakan itu palsu. Tapi hasil uji medis yang saya lakukan, adalah positif batu kaca," tegasnya lagi.
Diwartakan sebelumnya, Rafael, bayi yang lahir 4 Maret 2011 lalu itu, sudah menjalani pemeriksaan medis di RSSA Malang untuk mengetahui kandungan air liur yang mengkristal.
Pertama kali perubahan air liur menjadi kristal itu terjadi pada 14 Febuari 2012 lalu. Baru, pada Jumat 17 Febuari 2012 lalu, sang ibu, baru sadar jika anaknya menyimpan keanehan yang baru diketahuinya
Asal-usul kristal yang konon terbentuk dari air liur Rafael (1), bayi asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, masih misterius hingga kini. Hasil uji medis menunjukkan kristal tersebut tidak mengandung zat yang berasal dari dalam tubuh manusia.
Orangtua Rafael, Leni Marlinda, masih meyakini penuh bahwa kristal tersebut berasal dari air liur anaknya. Makanya, ia masih belum puas dengan hasil uji medis yang dilakukan terhadap kristal yang dikumpulkannya.
"Semua orang yang datang melihat sudah menyaksikan sendiri proses keluarnya. Bahkan para wartawan juga menyaksikan sendiri," kata Leni, saat dihubungi via telepon, Minggu (25/3/2012).
Leni menyangkal hasil uji medis yang dilakukan tim medis dari Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang tersebut, yakni dr Haryudi Aji Cahyono, yang menyatakan bahwa kristal-kristal tersebut berasal dari luar tubuh. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kristal tersebut dari bahan kaca.
"Saat ini, sudah ada 111 biji kristal," aku Leni. "Saya masih meyakini kristal tersebut dari air liur anak saya," katanya.
Ditanya kondisi kesehatan Rafael, Leni mengaku, dalam kondisi sehat. "Saat ini hanya terserang flu dan batuk saja. Semoga tetap sehat," harapnya.
sumber:http://regional.kompas.com/read/2012/03/25/16020373/Kristal.dari.Air.Liur.Berbahan.Kaca