Sebut saja namaku Dina, karyawan umur 29, pacar saya doni, pegawai Negeri, umur 28
aku dan doni masih termasuk keluarga bahkan aku pernah tinggal dirumahnya selama 1 tahun bertiga sama adiknya, kami adalah perantau di salah satu kota. hidup kami selalu bahagia dalam persaudaraan kami, hidup bersama dalam sebuah rumah kecil, penuh canda dan tawa, makan bersama, main kartu bersama hingga kalau aku kalah doni kadang mengolok-ngolok aku sambil menarik rambut aku. kalau sudah begitu aku langsung menarik narik bulu-bulu kakinya yg panjang yg membuat dia berteriak. kalau aku dekat dengan cowok, doni pasti tidak setuju dengan berbagai alasan. karena udah menganggap dia saudara, aku nurut saja. donipun tidak pernah terlihat olehku membawa pacar atau gadis manapun dirumah, dia selalu sendiri tanpa seorang kekasih.
hingga suatu saat aku pindah dan memilih kost sendiri. doni sedih dan membujuk aku tuk kembali tinggal dirumahnya. tapi aku telah mantap dg keputusanku.
doni kadang mampir ke kost aku, hingga setahun berlalu, doni tiba2 sms aku.
“Dina aku mau pulang kampung, bagaimana klo kita pulang mengakhiri masa lajang kita”
aku kaget dan shock, mengingat selama ini aku anggap dia sbg saudara.
aku mengabaikan ajakannya. tiga bulan kemudian, tiba2 aku merasakan getar cinta pada doni. ingin selalu dekat2 dengannya. kadang2 aku buat2 alasan yg tak jelas agar bisa datang kerumahnya. aku jadi selalu bermalam dirumahnya. rasa cinta didadapun jadi semakin kuat.
singkat cerita kami jadian. dan langsung mengajak menikah dan harus dilaksanakan secepatnya. namun aku menolaknya, dengan alasan ingin menjalani aja dulu.
doni terus mendesak untuk menikah.
akupun memberitahukan hal ini ke saudara di kampung, bukannya disambut baik oleh saudara, tapi malah aku dimarah-marahi,
“Kenapa bisa kamu pacaran sama cowok kurangajar seperti doni, pokoknya kamu tidak boleh menikah dengan dia, kami semua tidak akan setuju sampai kapanpun itu” kata saudara saya.
setiap hari selalu datang sms, telpon dari keluarga di kampung agar aku menjauhi si doni yang menurut mereka sangat kurangajar dan tidak bertanggung jawab karena pernah meninggalkan istri dan anaknya dikampung yg akhirnya memaksa istrinya meminta cerai. tapi menurut saya yg pernah tinggal serumah dengan doni dalam ikatan saudara, doni orangnya sangat baik, sabar dan tidak neko2, tidak nakal.
saya pun bimbang, antara memilih doni atau keluarga. akhirnya aku kasih tau doni, bahwa aku tidak bisa melanjutkan hubungan kami, dengan alasan tidak ada restu dari keluarga.
donipun langsung marah dan mengata-ngatai aku
“kalau keluargamu tidak memberi restu sama aku kenapa selama ini kamu memberi harapan sama aku, kamu sengaja ya mau nyakitin aku, ternyata kamu anak ingusan yg masih mendengarkan kata keluarga dalam urusan jodoh, silahkan pilih saja keluargamu, saya bersumpah tidak akan menemuimu lagi” kata donie
kata-kata donie membuatku ketakutan sampai badanku gemetar, hingga muncul rasa penyesalan telah menyakiti hatinya.
perlahan saya mulai membujuk keluarga hingga akhirnya dlm jangka sekitar 3 bulan akhirnya mereka menyetujui pernikahan kami.
akupun berusaha membujuk doni dan mengatakan kalau keluargaku sudah setuju. awalnya doni masih marah padaku tapi karena aku sabar, akhirnya dia luluh juga.
hari pernikahanpun ditetapkan, akan diadakan 3 bulan kemudian. hingga semua persiapan mulai direncakan olehku, termasuk baju seragam untuk keluarga, model kebaya pernikahan, dll.
sebelumnya aku dan doni tidak pernah saling sentuh, doni tidak pernah menciumku. hingga akhirnya suatu malam hanya ada kami berdua, adiknya pergi ke luar kota selama 3 hari. selama 3 hari aku selalu tidur dirumahnya dan kami bercinta, hingga akhirnya perawanku hilang, ya…perawanku hilang.
saat itu tidak ada rasa penyesalan dihatiku, toh tanggal pernikahan sudah ditetapkan, doni akan jadi suamiku.
hari demi hari kami lewati dengan penuh bahagia, setiap kali ketemu kami pasti melakukan hubungan badan, dan ketika hubungan badan berlangsung dia selalu merintih menyebutku dengan “Istriku” dan memelukku dengan erat-erat. hatiku bahagia mendengarnya
waktu pernikahan kami tinggal dua bulan lagi. keluarga dikampung sudah tidak sabar dengan hari tersebut, mereka telah merencakan segala hal, baik dari keluargaku ataupun dari keluarganya.
doni sudah membeli rumah BTN untuk kami tinggal nanti, mengambil kredit di bank untuk biaya pernikahan.
doni minta pamit pergi ke bandung dalam urusan study banding selama 2 minggu. doni memelukku dan menciumku sebelum dia pergi. rasa kangen begitu bergelora selama kepergian doni, hingga ketika doni kembali dari bandung, aku memintanya tiba dikost aku, lagi2 kami melakukan hubungan badan itu. sudah 2 minggu kami tidak melakukannya, dapat dibayangkan gimana bernafsunya kami saat bertemu.
selesai berhubungan badan kami masih baring diatas ranjang, donie menceritakan pengalaman dia selama dibandung. memperlihatkan barang2 bawaannya, 3 baju dan 1 sandal sepatu untuk aku.
ada 2 flashdisk yang dia beli dan memperlihatkan padaku. ketika flasdisk diperlihatkan, entah kenapa ada kecurigaan yg timbul dipikiranku. lalu doni meletakkan flashdisk dibawah bantal. lanjut memperlihatkan barang2 yg lain.
donipun pamit pulang kerumahnya
kring…kring…kring…bunyi hp aku, ternyata doni.
“Dina aku lupa flashdisknya, coba kamu cari dikamar kamu, mungkin ada disitu”
aku cari-cari, dan aku temukan dibawah bantal
“iya ada”
“nanti kalau kamu kerumah, jangan lupa dibawa flashdisknya ya…”
“iya…” ucapku dengan nada cemas dan masih dengan pikiran curiga dg flashdisk tersebut.
karena rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya aku putuskan untuk membuka flashdisk itu, aku buka dan ada banyak foto
mulai dari atas aku perhatikan fotonya hingga ke bagian tengah file
“Ah…ternyata foto biasa saja, mungkin pikiranku saja yg salah…” ucapku dalam hati.
aku hendak memutuskan untuk mengakhiri melihat foto-fotonya, tiba-tiba aku dikagetkan dengan beberapa foto yg ada dibagian bawah file.
fotonya kurang jelas, hingga akhirnya aku zoom, aku zoom lagi, aku zoom lagi.
aku berharap klo laki-laki itu bukan doni, aku berharap kalau laki2 itu orang lain.tapi kenyataan didepan mata memperlihatkan bahwa itu adalah doni yang sedang beradegan mesum dengan wanita karaoke, berciuman bibir, bibir si gadis karaoke dilahap oleh donie, seolah2 bibir tersebut adalah sebuah makanan yg sangat lezat. mereka bediri, berpelukan, tangan sigadis karaoke melingkari leher doni, tangan donie melingkari bokong si gadis karaoke, yang membuat kemaluan mereka berdempetan. mereka saling memeluk, gayanya bak model profesional.
dadaku sesak, nafasku tidan beraturan, jantungku berdetak sangat kencang, dan dapat aku dengar bunyi detak jantungku.
aku menangis dan menangis, bagaimana dengan pernikahan yg tinggal sebulan lagi, bagaimana ya Allah…bisikku dalam hati.
aku telpon doni dan mempertanyakan kenapa semua ini terjadi, kenapa dia mengkhianati kepercayaanku, kenapa dia melakukan ini dengan wanita murahan. lalu aku menutup telponnya tanpa mendengar penjelasan dari doni. betapa hancurnya hatiku saat itu, seolah2 dunia ini sudah kiamat. ga’ ada lagi gairah hidup, org yg aku percaya, aku cintai, begitu tega mengkhianati aku.
adegan2 dalam foto itu aku lihat satu persatu.
doni pun panik, dia terus menelpon aku, sms aku, tapi aku tidak angkat tlpnya dan aku tidak baca smsnya, langsung aku hapus.
aku memutuskan berpikir jernih, perawanku telah dirusak olehnya, pernikahan tinggal sebulan lagi, aku berpikir dan berpikir.
Akhirnya aku memaafkan donie, dia menjemputku untuk datang kerumahnya yg akhirnya lagi2 kami melakukan hubungan badan. selama melakukan hubungan badan dengan doni, aku tidak konsentrasi, aku selalu mengingat bahwa bibirnya pernah mencium wanita murahan itu.
tiba2 aku jadi eneg klo berciuman sama doni, rasanya mau muntah. rasanya cintaku sudah hilang untuk donie. doni sudah tidak berharga lagi dimataku, dia seperti pelacur dimataku.
aku minta pendapat sama teman2 tentang kejadian ini, karena menurut hatiku aku ingin mengakhiri hubungan ini. tapi semua teman2 aku menginginkan agar hubungan kami diteruskan. karena yang dia kencani cuma wanita karaoke. wanita yang hanya akan dia temui untuk satu malam saja dan pada saat itu saja. apapun alasan teman2ku tidak bisa menggoyahkan hatiku yg sudah terluka, pandanganku pada doni yg sudah cacat dimataku.
tiba2 doni terdiam, cuek padaku,tidak seperti biasanya. ternyata tantenya telah meracuni pikirannya….
“Kenapa kamu masih saja ngotot ingin menikahi dina, sedangkan kamu tidak disukai oleh keluarga dina, dimana harga dirimu sebagai laki-laki, kami punya kerjaan, kamu bisa mendapatkan seribu gadis dalam sehari, kenapa kamu masih mengemis sama dina dan keluarganya, seolah2 kamu pengemis, coba kamu pikir itu” ucapan tantenya donie lewat telpon.
hal itu rupanya membuat doni tersinggung, dia merasa seolah2 dia laki2 yang tidak laku. dan dia membuktikan diri bahwa dia bisa. dia meninggalkan aku, dia mencari gadis lain.
aku tersadar kalau aku tidak bisa lepas dari doni, aku harus menikah dengan doni karena doni telah merusak perawanku, mana ada laki-laki yang mau sama aku, gadis yg tidak perawan, mana ada laki2 yg mau menerima aku apa adanya, tentunya mereka menuntut kesucian dari gadis yang dinikahinya. aku stress memikirkan ketidak perawananku, mau mundur salah, mau maju salah.
aku memutuskan untuk mengejar doni, tapi rupanya doni sudah begitu marah dan tersinggung dengan kata2 tantenya. dia tidak mau lagi sekedar tuk bicara denganku apalagi tuk bertemu denganku. sms-smsku dibalas dengan kata “OE Anjing” Setan, pelacur, dan kata2 hinaan lainnya, itu terus dia lakukan jika membalas sms ku
dia berlenggak lenggok dengan gadis lain yang baru dipacarinya, dia seolah-olah sengaja memperlihatkan pacar barunya padaku, sengaja membuatku cemburu, hingga akhirnya aku terbakar api cemburu.
aku mendatangi pacarnya dan menjelaskan duduk persoalannya.
akhirnya aksiku ketauan sama doni, dia marah besar dan mengiri sms hinaan padaku
“Oe…pelacur…kalau kamu merasa tidak laku lagi sebaiknya kamu pergi sana cari Om-Om untuk kamu tiduri di wisma, itupun kalau ada yg mau sama kamu, dasar cewek murahan yang selalu mengejar laki-laki, Anjing, setan.”
akupun membalas hinaannya dengan mengatakan, sebenarnya siapa yg pelacur, aku atau kamu.
tidak lama kemudian dia datang dikantorku dan berteriak-teriak “Pelacur, Anjing, kamu sini berhadapan dengan aku, keluar kamu” teriak doni
aku tidak hiraukan dia, terus bekerja dan bekerja, walau dalam hati ada rasa malu sama orang2 yang mendengar teriakan doni.
doni terus berteriak, sekali-sekali masuk diruanganku, dan terus menghinaku.
sampai akhirnya dia diusir sama satpam kantorku.
doni masih terus lanjut meneror aku lewat sms dan telpon.
“Ingat…permainan ini baru dimulai, sampai kamu aku injak2 dulu baru aku puas, ingat itu pelacur” salah satu isi sms doni
aku ketakutan, karena doni selalu mengatakan akan membunuhku. aku menangis sekencang-kencangnya, aku stress berat.
akhirnya aku memutuskan untuk melapor ke kantor polisi.
aku tersadar ternyata doni memang sudah tidak mencintai aku lagi, aku shock melihat aksinya, menghinaku, berteriak2 dihadapan orang banyak, ingin membunuhku, aku orang yg dulu dia cintai dan aku yg masih dalam kategori keluarga dengannya, demi untuk gadis yang baru dia pacari. Ya Allah..betapa dahsyatnya cinta doni buat gadis itu, betapa luar biasanya cinta doni buat gadis itu.
aku tersadar, dan aku menyerah. selama ini aku mengejarnya karena aku pikir dia masih sayang sama aku, dia cinta sama aku, tapi melihat kenyataan dan kasus diatas, ternyata aku sudah seperti pelacur dimatanya, aku sudah seperti anjing dimatanya.
aku menangis keras, menyesali dan sangat menyesali atas apa yg telah aku perbuat. sungguh sangat menyesal.
dengan ikhlas dan tulus, aku membiarkan hubungan mereka, walau dalam hatiku hancur lebur, seolah2 diriku bagaikan mayat hidup. yang terbesit dalam hatiku saat itu hanyalah kata “siapa yg mau menikahi gadis yang sudah tidak perawan seperti aku, siapa…? dan kalaupun ada bagaimana harus aku jelaskan sama calon suamiku kelak ?” kalimat tersebut selalu menghantuiku. rasa cinta dan rasa rindu pada doni begitu sulit aku hilangkan. setiap hari aku terus mengingatnya lalu menangis. setiap malam aku tidak bisa tidur bahkan sampai bunyi adzan subuh dimesjid. kalaupun aku tidur sejenak dimalam hari, ketika terjaga dari tidur, saat itulah aku merasakan sakit yg luar biasa dahsyatnya, “doniku telah pergi, doni bukan lg pacarku, gimana dengan aku, gimana dengan perawanku ?” kata2 itu selalu terucap oleh hatiku
tiba2 darah keluar dari hidungku, aku kaget dan panik, mungkin ini pengaruh pikiran, aku berpikir sepanjang masa, aku menangis sepanjang masa, aku bersedih. mimisan itu sering terjadi kalau pikiranku kacau.
tapi aku berusaha melupakan dan melupakan, mencari kesibukan, bekerja mulai pagi hingga jam 12 malam. kadang sampai jam 2 malam. hingga ketika pulang kerumah aku merasa sangat kecapean dan tidak dapat lagi berpikir. yg terbayang hanya kasur empuk. hal itu berlangsung selama 1 tahun hingga tanpa aku sadari aku telah berhasil melupakan doni, doni berbalik menjadi monster yg sangat menakutkan, aku begitu membencinya kalau mengingat perlakuan buruknya padaku.
2 tahun berlalu, hingga aku telah berhasil melupakan doni dengan sempurna, tapi aku sudah tidak pernah lagi pacaran, aku hanya mengisi waktuku dengan bekerja dan bekerja. “NO time for Love”
Tapi harapan untuk menikah dan membina sebuah keluarga tentu saja masih ada, walau rasa percaya diri sudah tidak aku miliki lagi.
Habis Baca Dan Lihat jangan lupa Komentarnya... Thanks Jika Anda Suka Silahkan Share...
aku dan doni masih termasuk keluarga bahkan aku pernah tinggal dirumahnya selama 1 tahun bertiga sama adiknya, kami adalah perantau di salah satu kota. hidup kami selalu bahagia dalam persaudaraan kami, hidup bersama dalam sebuah rumah kecil, penuh canda dan tawa, makan bersama, main kartu bersama hingga kalau aku kalah doni kadang mengolok-ngolok aku sambil menarik rambut aku. kalau sudah begitu aku langsung menarik narik bulu-bulu kakinya yg panjang yg membuat dia berteriak. kalau aku dekat dengan cowok, doni pasti tidak setuju dengan berbagai alasan. karena udah menganggap dia saudara, aku nurut saja. donipun tidak pernah terlihat olehku membawa pacar atau gadis manapun dirumah, dia selalu sendiri tanpa seorang kekasih.
hingga suatu saat aku pindah dan memilih kost sendiri. doni sedih dan membujuk aku tuk kembali tinggal dirumahnya. tapi aku telah mantap dg keputusanku.
doni kadang mampir ke kost aku, hingga setahun berlalu, doni tiba2 sms aku.
“Dina aku mau pulang kampung, bagaimana klo kita pulang mengakhiri masa lajang kita”
aku kaget dan shock, mengingat selama ini aku anggap dia sbg saudara.
aku mengabaikan ajakannya. tiga bulan kemudian, tiba2 aku merasakan getar cinta pada doni. ingin selalu dekat2 dengannya. kadang2 aku buat2 alasan yg tak jelas agar bisa datang kerumahnya. aku jadi selalu bermalam dirumahnya. rasa cinta didadapun jadi semakin kuat.
singkat cerita kami jadian. dan langsung mengajak menikah dan harus dilaksanakan secepatnya. namun aku menolaknya, dengan alasan ingin menjalani aja dulu.
doni terus mendesak untuk menikah.
akupun memberitahukan hal ini ke saudara di kampung, bukannya disambut baik oleh saudara, tapi malah aku dimarah-marahi,
“Kenapa bisa kamu pacaran sama cowok kurangajar seperti doni, pokoknya kamu tidak boleh menikah dengan dia, kami semua tidak akan setuju sampai kapanpun itu” kata saudara saya.
setiap hari selalu datang sms, telpon dari keluarga di kampung agar aku menjauhi si doni yang menurut mereka sangat kurangajar dan tidak bertanggung jawab karena pernah meninggalkan istri dan anaknya dikampung yg akhirnya memaksa istrinya meminta cerai. tapi menurut saya yg pernah tinggal serumah dengan doni dalam ikatan saudara, doni orangnya sangat baik, sabar dan tidak neko2, tidak nakal.
saya pun bimbang, antara memilih doni atau keluarga. akhirnya aku kasih tau doni, bahwa aku tidak bisa melanjutkan hubungan kami, dengan alasan tidak ada restu dari keluarga.
donipun langsung marah dan mengata-ngatai aku
“kalau keluargamu tidak memberi restu sama aku kenapa selama ini kamu memberi harapan sama aku, kamu sengaja ya mau nyakitin aku, ternyata kamu anak ingusan yg masih mendengarkan kata keluarga dalam urusan jodoh, silahkan pilih saja keluargamu, saya bersumpah tidak akan menemuimu lagi” kata donie
kata-kata donie membuatku ketakutan sampai badanku gemetar, hingga muncul rasa penyesalan telah menyakiti hatinya.
perlahan saya mulai membujuk keluarga hingga akhirnya dlm jangka sekitar 3 bulan akhirnya mereka menyetujui pernikahan kami.
akupun berusaha membujuk doni dan mengatakan kalau keluargaku sudah setuju. awalnya doni masih marah padaku tapi karena aku sabar, akhirnya dia luluh juga.
hari pernikahanpun ditetapkan, akan diadakan 3 bulan kemudian. hingga semua persiapan mulai direncakan olehku, termasuk baju seragam untuk keluarga, model kebaya pernikahan, dll.
sebelumnya aku dan doni tidak pernah saling sentuh, doni tidak pernah menciumku. hingga akhirnya suatu malam hanya ada kami berdua, adiknya pergi ke luar kota selama 3 hari. selama 3 hari aku selalu tidur dirumahnya dan kami bercinta, hingga akhirnya perawanku hilang, ya…perawanku hilang.
saat itu tidak ada rasa penyesalan dihatiku, toh tanggal pernikahan sudah ditetapkan, doni akan jadi suamiku.
hari demi hari kami lewati dengan penuh bahagia, setiap kali ketemu kami pasti melakukan hubungan badan, dan ketika hubungan badan berlangsung dia selalu merintih menyebutku dengan “Istriku” dan memelukku dengan erat-erat. hatiku bahagia mendengarnya
waktu pernikahan kami tinggal dua bulan lagi. keluarga dikampung sudah tidak sabar dengan hari tersebut, mereka telah merencakan segala hal, baik dari keluargaku ataupun dari keluarganya.
doni sudah membeli rumah BTN untuk kami tinggal nanti, mengambil kredit di bank untuk biaya pernikahan.
doni minta pamit pergi ke bandung dalam urusan study banding selama 2 minggu. doni memelukku dan menciumku sebelum dia pergi. rasa kangen begitu bergelora selama kepergian doni, hingga ketika doni kembali dari bandung, aku memintanya tiba dikost aku, lagi2 kami melakukan hubungan badan itu. sudah 2 minggu kami tidak melakukannya, dapat dibayangkan gimana bernafsunya kami saat bertemu.
selesai berhubungan badan kami masih baring diatas ranjang, donie menceritakan pengalaman dia selama dibandung. memperlihatkan barang2 bawaannya, 3 baju dan 1 sandal sepatu untuk aku.
ada 2 flashdisk yang dia beli dan memperlihatkan padaku. ketika flasdisk diperlihatkan, entah kenapa ada kecurigaan yg timbul dipikiranku. lalu doni meletakkan flashdisk dibawah bantal. lanjut memperlihatkan barang2 yg lain.
donipun pamit pulang kerumahnya
kring…kring…kring…bunyi hp aku, ternyata doni.
“Dina aku lupa flashdisknya, coba kamu cari dikamar kamu, mungkin ada disitu”
aku cari-cari, dan aku temukan dibawah bantal
“iya ada”
“nanti kalau kamu kerumah, jangan lupa dibawa flashdisknya ya…”
“iya…” ucapku dengan nada cemas dan masih dengan pikiran curiga dg flashdisk tersebut.
karena rasa penasaran yang sangat tinggi, akhirnya aku putuskan untuk membuka flashdisk itu, aku buka dan ada banyak foto
mulai dari atas aku perhatikan fotonya hingga ke bagian tengah file
“Ah…ternyata foto biasa saja, mungkin pikiranku saja yg salah…” ucapku dalam hati.
aku hendak memutuskan untuk mengakhiri melihat foto-fotonya, tiba-tiba aku dikagetkan dengan beberapa foto yg ada dibagian bawah file.
fotonya kurang jelas, hingga akhirnya aku zoom, aku zoom lagi, aku zoom lagi.
aku berharap klo laki-laki itu bukan doni, aku berharap kalau laki2 itu orang lain.tapi kenyataan didepan mata memperlihatkan bahwa itu adalah doni yang sedang beradegan mesum dengan wanita karaoke, berciuman bibir, bibir si gadis karaoke dilahap oleh donie, seolah2 bibir tersebut adalah sebuah makanan yg sangat lezat. mereka bediri, berpelukan, tangan sigadis karaoke melingkari leher doni, tangan donie melingkari bokong si gadis karaoke, yang membuat kemaluan mereka berdempetan. mereka saling memeluk, gayanya bak model profesional.
dadaku sesak, nafasku tidan beraturan, jantungku berdetak sangat kencang, dan dapat aku dengar bunyi detak jantungku.
aku menangis dan menangis, bagaimana dengan pernikahan yg tinggal sebulan lagi, bagaimana ya Allah…bisikku dalam hati.
aku telpon doni dan mempertanyakan kenapa semua ini terjadi, kenapa dia mengkhianati kepercayaanku, kenapa dia melakukan ini dengan wanita murahan. lalu aku menutup telponnya tanpa mendengar penjelasan dari doni. betapa hancurnya hatiku saat itu, seolah2 dunia ini sudah kiamat. ga’ ada lagi gairah hidup, org yg aku percaya, aku cintai, begitu tega mengkhianati aku.
adegan2 dalam foto itu aku lihat satu persatu.
doni pun panik, dia terus menelpon aku, sms aku, tapi aku tidak angkat tlpnya dan aku tidak baca smsnya, langsung aku hapus.
aku memutuskan berpikir jernih, perawanku telah dirusak olehnya, pernikahan tinggal sebulan lagi, aku berpikir dan berpikir.
Akhirnya aku memaafkan donie, dia menjemputku untuk datang kerumahnya yg akhirnya lagi2 kami melakukan hubungan badan. selama melakukan hubungan badan dengan doni, aku tidak konsentrasi, aku selalu mengingat bahwa bibirnya pernah mencium wanita murahan itu.
tiba2 aku jadi eneg klo berciuman sama doni, rasanya mau muntah. rasanya cintaku sudah hilang untuk donie. doni sudah tidak berharga lagi dimataku, dia seperti pelacur dimataku.
aku minta pendapat sama teman2 tentang kejadian ini, karena menurut hatiku aku ingin mengakhiri hubungan ini. tapi semua teman2 aku menginginkan agar hubungan kami diteruskan. karena yang dia kencani cuma wanita karaoke. wanita yang hanya akan dia temui untuk satu malam saja dan pada saat itu saja. apapun alasan teman2ku tidak bisa menggoyahkan hatiku yg sudah terluka, pandanganku pada doni yg sudah cacat dimataku.
tiba2 doni terdiam, cuek padaku,tidak seperti biasanya. ternyata tantenya telah meracuni pikirannya….
“Kenapa kamu masih saja ngotot ingin menikahi dina, sedangkan kamu tidak disukai oleh keluarga dina, dimana harga dirimu sebagai laki-laki, kami punya kerjaan, kamu bisa mendapatkan seribu gadis dalam sehari, kenapa kamu masih mengemis sama dina dan keluarganya, seolah2 kamu pengemis, coba kamu pikir itu” ucapan tantenya donie lewat telpon.
hal itu rupanya membuat doni tersinggung, dia merasa seolah2 dia laki2 yang tidak laku. dan dia membuktikan diri bahwa dia bisa. dia meninggalkan aku, dia mencari gadis lain.
aku tersadar kalau aku tidak bisa lepas dari doni, aku harus menikah dengan doni karena doni telah merusak perawanku, mana ada laki-laki yang mau sama aku, gadis yg tidak perawan, mana ada laki2 yg mau menerima aku apa adanya, tentunya mereka menuntut kesucian dari gadis yang dinikahinya. aku stress memikirkan ketidak perawananku, mau mundur salah, mau maju salah.
aku memutuskan untuk mengejar doni, tapi rupanya doni sudah begitu marah dan tersinggung dengan kata2 tantenya. dia tidak mau lagi sekedar tuk bicara denganku apalagi tuk bertemu denganku. sms-smsku dibalas dengan kata “OE Anjing” Setan, pelacur, dan kata2 hinaan lainnya, itu terus dia lakukan jika membalas sms ku
dia berlenggak lenggok dengan gadis lain yang baru dipacarinya, dia seolah-olah sengaja memperlihatkan pacar barunya padaku, sengaja membuatku cemburu, hingga akhirnya aku terbakar api cemburu.
aku mendatangi pacarnya dan menjelaskan duduk persoalannya.
akhirnya aksiku ketauan sama doni, dia marah besar dan mengiri sms hinaan padaku
“Oe…pelacur…kalau kamu merasa tidak laku lagi sebaiknya kamu pergi sana cari Om-Om untuk kamu tiduri di wisma, itupun kalau ada yg mau sama kamu, dasar cewek murahan yang selalu mengejar laki-laki, Anjing, setan.”
akupun membalas hinaannya dengan mengatakan, sebenarnya siapa yg pelacur, aku atau kamu.
tidak lama kemudian dia datang dikantorku dan berteriak-teriak “Pelacur, Anjing, kamu sini berhadapan dengan aku, keluar kamu” teriak doni
aku tidak hiraukan dia, terus bekerja dan bekerja, walau dalam hati ada rasa malu sama orang2 yang mendengar teriakan doni.
doni terus berteriak, sekali-sekali masuk diruanganku, dan terus menghinaku.
sampai akhirnya dia diusir sama satpam kantorku.
doni masih terus lanjut meneror aku lewat sms dan telpon.
“Ingat…permainan ini baru dimulai, sampai kamu aku injak2 dulu baru aku puas, ingat itu pelacur” salah satu isi sms doni
aku ketakutan, karena doni selalu mengatakan akan membunuhku. aku menangis sekencang-kencangnya, aku stress berat.
akhirnya aku memutuskan untuk melapor ke kantor polisi.
aku tersadar ternyata doni memang sudah tidak mencintai aku lagi, aku shock melihat aksinya, menghinaku, berteriak2 dihadapan orang banyak, ingin membunuhku, aku orang yg dulu dia cintai dan aku yg masih dalam kategori keluarga dengannya, demi untuk gadis yang baru dia pacari. Ya Allah..betapa dahsyatnya cinta doni buat gadis itu, betapa luar biasanya cinta doni buat gadis itu.
aku tersadar, dan aku menyerah. selama ini aku mengejarnya karena aku pikir dia masih sayang sama aku, dia cinta sama aku, tapi melihat kenyataan dan kasus diatas, ternyata aku sudah seperti pelacur dimatanya, aku sudah seperti anjing dimatanya.
aku menangis keras, menyesali dan sangat menyesali atas apa yg telah aku perbuat. sungguh sangat menyesal.
dengan ikhlas dan tulus, aku membiarkan hubungan mereka, walau dalam hatiku hancur lebur, seolah2 diriku bagaikan mayat hidup. yang terbesit dalam hatiku saat itu hanyalah kata “siapa yg mau menikahi gadis yang sudah tidak perawan seperti aku, siapa…? dan kalaupun ada bagaimana harus aku jelaskan sama calon suamiku kelak ?” kalimat tersebut selalu menghantuiku. rasa cinta dan rasa rindu pada doni begitu sulit aku hilangkan. setiap hari aku terus mengingatnya lalu menangis. setiap malam aku tidak bisa tidur bahkan sampai bunyi adzan subuh dimesjid. kalaupun aku tidur sejenak dimalam hari, ketika terjaga dari tidur, saat itulah aku merasakan sakit yg luar biasa dahsyatnya, “doniku telah pergi, doni bukan lg pacarku, gimana dengan aku, gimana dengan perawanku ?” kata2 itu selalu terucap oleh hatiku
tiba2 darah keluar dari hidungku, aku kaget dan panik, mungkin ini pengaruh pikiran, aku berpikir sepanjang masa, aku menangis sepanjang masa, aku bersedih. mimisan itu sering terjadi kalau pikiranku kacau.
tapi aku berusaha melupakan dan melupakan, mencari kesibukan, bekerja mulai pagi hingga jam 12 malam. kadang sampai jam 2 malam. hingga ketika pulang kerumah aku merasa sangat kecapean dan tidak dapat lagi berpikir. yg terbayang hanya kasur empuk. hal itu berlangsung selama 1 tahun hingga tanpa aku sadari aku telah berhasil melupakan doni, doni berbalik menjadi monster yg sangat menakutkan, aku begitu membencinya kalau mengingat perlakuan buruknya padaku.
2 tahun berlalu, hingga aku telah berhasil melupakan doni dengan sempurna, tapi aku sudah tidak pernah lagi pacaran, aku hanya mengisi waktuku dengan bekerja dan bekerja. “NO time for Love”
Tapi harapan untuk menikah dan membina sebuah keluarga tentu saja masih ada, walau rasa percaya diri sudah tidak aku miliki lagi.


