.
News Update :

Loading...
Hay Sobat Jangan Lupa Di kirim dan Share Ya Klo kamu suka...!!!

Barisan wanita penghibur untuk delegasi KAA

Rabu, 18 April 2012


Konferensi Asia Afrika. merdeka.com/dok

Banyak sisi lain seputar penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang digelar tanggal 18-24 April 1955 di Bandung. Konferensi yang mengubah peta politik dunia ini juga menyimpan cerita soal wanita-wanita penghibur yang ditugaskan melayani para tamu dari 29 negara.

Di tengah kesibukan panitia menyelenggarakan KAA. Disebut ada panitia khusus yang bernama 'Hospitality Committee (HC)'. Panitia 'ramah tamah' ini bertugas menyediakan kebutuhan non-teknis para delegasi. Termasuk menyediakan wanita untuk teman tidur para diplomat dari berbagai negara.

Majalah Tempo edisi 25 April 2005 pernah menulis soal wanita penghibur ini. Saat penyelenggaraan KAA, 57 tahun itu soal 'Hospitality Club' ini memang menyita perhatian media. Bahkan saat itu, sebuah media memotret barisan wanita penghibur yang disediakan bagi para tamu.

Beredar pula kabar, panitia juga menyediakan kartu khusus bagi anggota delegasi yang menginginkan wanita penghibur. Kartu itu ditaruh di piring makan para anggota delegasi.

Ada juga sebuah rumah yang digunakan untuk keperluan 'khusus' para tamu negara. Konon, rumah itu terletak di Jl Setiabudhi. Jaraknya sekitar 10 Km dari Jalan Braga Bandung yang menjadi tempat pelaksanaan KAA.

Kisah ini dituturkan Bambang Hidayat. Saat itu usianya baru 21 tahun. Mahasiswa Astronomi ITB ini bertugas menjadi liaison officer atau penghubung. Tugasnya mengantar anggota delegasi ke sana ke mari. Saat itulah ada yang menyuruh Bambang mengantarkan tamunya ke rumah di Jl Setiabudhi.

"Saya disuruh mengantar salah satu delegasi ke tempat itu, tapi saya tolak," kata Bambang Hidayat saat diwawancara Tempo tujuh tahun silam.

Keberadaan panitia penghibur ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo menyatakan tidak tahu menahu soal ini.

"Saya yakin Bung Karno juga tidak tahu soal ini," katanya.

Sementara itu wartawan senior Joesoef Isak yang meliput konferensi itu sebagai wartawan Harian Merdeka, juga mendengar desas desus soal wanita penghibur itu. Namun Joesoef mengaku tidak pernah melihat langsung anggota delegasi yang menggunakan jasa wanita penghibur ini. Tapi saat meliput konferensi Gerakan Nonblok di Mesir pada 1964, Joesoef ternyata menemukan hal yang sama.

"Saya tidak tahu apa nama panitia itu di sana (Mesir), tetapi ada komite khusus untuk itu. Delegasi kita (Indonesia) waktu itu juga mendapat penawaran jika ingin mendapatkan pendamping," kata Joesoef.
Habis Baca Dan Lihat jangan lupa Komentarnya... Thanks Jika Anda Suka Silahkan Share...

Artikel Terkait

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... Silahkan Cari Artikel lainnya Disini Yang Lebih HOT Dan Menarik
Process Loading... Mohon Menunggu.
2leep.com