Konferensi Asia Afrika. merdeka.com/dok
Di tengah kesibukan panitia menyelenggarakan KAA. Disebut ada panitia khusus yang bernama 'Hospitality Committee (HC)'. Panitia 'ramah tamah' ini bertugas menyediakan kebutuhan non-teknis para delegasi. Termasuk menyediakan wanita untuk teman tidur para diplomat dari berbagai negara.
Majalah Tempo edisi 25 April 2005 pernah menulis soal wanita penghibur ini. Saat penyelenggaraan KAA, 57 tahun itu soal 'Hospitality Club' ini memang menyita perhatian media. Bahkan saat itu, sebuah media memotret barisan wanita penghibur yang disediakan bagi para tamu.
Beredar pula kabar, panitia juga menyediakan kartu khusus bagi anggota delegasi yang menginginkan wanita penghibur. Kartu itu ditaruh di piring makan para anggota delegasi.
Ada juga sebuah rumah yang digunakan untuk keperluan 'khusus' para tamu negara. Konon, rumah itu terletak di Jl Setiabudhi. Jaraknya sekitar 10 Km dari Jalan Braga Bandung yang menjadi tempat pelaksanaan KAA.
Kisah ini dituturkan Bambang Hidayat. Saat itu usianya baru 21 tahun. Mahasiswa Astronomi ITB ini bertugas menjadi liaison officer atau penghubung. Tugasnya mengantar anggota delegasi ke sana ke mari. Saat itulah ada yang menyuruh Bambang mengantarkan tamunya ke rumah di Jl Setiabudhi.
"Saya disuruh mengantar salah satu delegasi ke tempat itu, tapi saya tolak," kata Bambang Hidayat saat diwawancara Tempo tujuh tahun silam.
Keberadaan panitia penghibur ini ditolak mentah-mentah oleh pemerintah Indonesia. Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo menyatakan tidak tahu menahu soal ini.
"Saya yakin Bung Karno juga tidak tahu soal ini," katanya.
Sementara itu wartawan senior Joesoef Isak yang meliput konferensi itu sebagai wartawan Harian Merdeka, juga mendengar desas desus soal wanita penghibur itu. Namun Joesoef mengaku tidak pernah melihat langsung anggota delegasi yang menggunakan jasa wanita penghibur ini. Tapi saat meliput konferensi Gerakan Nonblok di Mesir pada 1964, Joesoef ternyata menemukan hal yang sama.
"Saya tidak tahu apa nama panitia itu di sana (Mesir), tetapi ada komite khusus untuk itu. Delegasi kita (Indonesia) waktu itu juga mendapat penawaran jika ingin mendapatkan pendamping," kata Joesoef.


