Jaman boleh saja semakin canggih, namun permasalahan kesehatan anak masih tetap menjadi topik yang cukup menyita perhatian, terutama bagi para orangtua.
Ada dua masalah kesehatan yang paling banyak ditemukan pada anak-anak di Asia pada umumnya, dan di Indonesia khususnya, yakni malnutrisi dan obesitas. Sebagai benua yang sangat heterogen, Asia memiliki perbedaan yang cukup tinggi dalam hal kemampuan ekonomi maupun akses layanan kesehatan.
Professor Quak Seng Hock, Professor of Paediatric Department, National University Hospital, Singapura, dalam acara press conference ESPGHAN Asia 2nd Postgraduate Workshop, Kamis (3/3), di Jakarta, menjelaskan jika tingkat kematian anak akibat permasalahan malnutrisi khususnya masih sangat tinggi.
"Masalah malnutrisi di Asia meliputi gangguan pertumbuhan dan kekurangan gizi. Disisi lain Asia juga mengalami peningkatan angka penderita obesitas pada anak," terang Prof. Quak Seng Hock.
Prof. Quak Seng Hock lebih lanjut menjelaskan tentang faktor pencetus obesitas pada anak adalah karena dipengaruhi gaya hidup anak yang kurang aktif. "Jika dulu, banyak anak sekolah yang berjalan kaki dari rumah ke sekolahnya, kini banyak anak yang diantar dengan kendaraan."
"Selain itu, banyak pula anak-anak yang setelah pulang sekolah lebih banyak menghabiskan waktunya dengan bermain video game atau hanya berdiam diri didalam rumah, banyak makan namun sedikit sekali bergerak, maka itu sangat memungkinkan anak menjadi obesitas," tambahnya.
Sedangkan untuk kasus malnutrisi pada anak banyak dikaitkan dengan dengan rendahnya tingkat ketersediaan pangan keluarga, rendahnya kualitas makanan tambahan dan tingginya masalah yang disebabkan oleh parasit serta infeksi lainnya.
Sementara itu, dalam acara yang sama, Dr. Badriul Hegar, Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), mengatakan jika kesehatan anak di Indonesia masih menjadi permasalahan utama.
"Kesehatan anak bukan hanya berarti bebas dari penyakit atau tentang kondisi fisik, mental dan sosial, tapi juga dorongan untuk mencapai potensi terbaik dalam hidup," terang Dr. Bardiul.
Jadi meskipun secara fisik seorang anak berada dalam kondisi yang baik, tapi kesehatannya tidak bisa diukur hanya dari melihat fisiknya saja. Dengan demikian orangtua sebagai orang yang paling dekat dengan anak, harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek kesehatan anak.



